September 30, 2012

MAKALAH PROFESI GURU

A. Pengertian Profesi

              Menurut Kartadinata profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan.
Makagiansar, M. 1996, profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.
Nasanius, Y. 1998 mengatakan profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain: (a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih (b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.
Galbreath, J. 1999 frofesi gurtu adalah orang yang Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat mencerdakan anak didik.
Gagasan pendidikan profesi guru semula dimaksudkan sebagai langkah strategis untuk mengatasi problem mutu keguruan kita karena perbaikan itu tidak akan terjadi dengan menaikkan remunerasi saja. Oleh sebab itu, pendidikan profesi diperlukan sebagai upaya mengubah motivasi dan kinerja guru secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Tetapi sangat disayangkan implementasi gagasan pendidikan profesi lebih ditekankan pada uji sertifikasi (terutama untuk guru dalam jabatan). Padahal, Pasal 11 UU Sisdiknas mensyaratkan untuk memperoleh sertifikat pendidik tidak lain adalah kualifikasi S1/D4 dan menempuh pendidikan profesi guru.
Program uji sertifikasi yang tengah dijalankan pemerintah dengan mengandalkan penilaian portofolio, dipilih oleh pemerintah kabupaten/kota. Bahkan akan dibuka peluang bagi mereka yang tidak berkualifikasi S1/D4. Kenyataan ini bukan saja tidak menghasilkan perbaikan mutu, tetapi akan memunculkan masalah birokratisasi yang pada akhirnya mempersulit guru.
Program sertifikasi tidak boleh dilepaskan dari proses pendidikan profesi, dan tidak seharusnya dipandang sekadar cara memberikan tunjangan profesi. Tunjangan profesi hanyalah insentif agar para guru mau kembali belajar, sedangkan perbaikan kesejahteraan guru harus diberlakukan kebijakan lain tentang remunerasi.
"Ada piti (uang) muncul dignity," seloroh seorang guru. Memang persoalan ekonomi yang dihadapi guru sangat memengaruhi kinerja dan citranya di dalam masyarakat. Melalui tunjangan profesi kesejahteraan guru sulit diperbaiki karena mensyaratkan adanya kualifikasi dan sertifikat pendidik.
Penghasilan guru seharusnya diperbaiki--agar profesi ini menjadi kompetitif--dengan menaikkan tunjangan fungsional secara progresif dan mengoptimalisasi peran pemerintah daerah dalam pemberian insentif seperti yang telah dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta sekarang ini. Dengan demikian perbaikan remunerasi terlaksana secara merata dan proses sertifikasi tidak didesak untuk mengambil jalan pintas.
Begitulah guru dan pendidikan di negara maju dan ingin maju, senantiasa berada pada top of mind para pemimpin dan masyarakatnya. Bangsa Indonesia perlu belajar lebih banyak lagi.
Jika konflik kepentingan muncul, manakah standar moral dan etika profesi
yang dipakai sebagai sarana untuk memecahkan konflik? Maksim moral Kant Setiap profesi, apa pun, termasuk guru, tidak dapat melepaskan diri dari prinsip moral dasar yang diajukan Immanuel Kant. Dengan memperlakukan individu atau pribadi dalam kerangka tujuan keberadaan mereka, Kant implisit mengakui, tiap individu memiliki nilai-nilai intrinsik. Individu itu bernilai dalam diri sendiri. Karena itu, tiap penguasaan atau perbuatan yang menundukkan mereka, menjadi sarana bagi tujuan pribadi individu, merupakan pelanggaran atas norma moral. Kerja sama antara lembaga sekolah dan lembaga bimbel menyiratkan adanya konflik kepentingan. Demi kepentingan siapa lembaga bimbel itu ada? Siswa, guru dan sekolah, orangtua, atau lembaga bimbel? Mungkin ada yang berpendapat, yang diuntungkan adalah semua, yaitu siswa, guru/sekolah, orangtua, dan lembaga bimbel.
Siswa bisa kian percaya diri dalam menghadapi ujian nasional (UN). Orangtua merasa nyaman dan aman anaknya akan siap menghadapi UN dan tes ujian masuk perguruan tinggi negeri, sekolah untung karena prestasi menjadi tinggi, guru untung sebab dapat tambahan uang saku, dan lembaga bimbel untung karena dapat fulus dari proyek ini. Namun tidak semua berpendapat demikian sebab tidak semua siswa, guru, dan orangtua diuntungkan! Kehadiran lembaga bimbel di sekolah merupakan indikasi konflik kepentingan yang mengorbankan martabat guru, memperalat siswa, mengelabui orangtua, dan menipu masyarakat. Maksim moral Kant mensyaratkan, dalam setiap hal kita harus menghormati pribadi atau yang lain sebagai bernilai dalam diri sendiri dan tidak pernah memanfaatkan mereka sebagai alat demi tujuan tertentu (bahkan yang tampaknya baik dan menguntungkan). Tugas mendidik dan mengajar siswa merupakan hak istimewa yang menjadi monopoli guru. Ketika tugas ini diserahkan kepada lembaga lain yang tidak memiliki monopoli profesi muncul pertanyaan. Selama ini apa yang telah dilakukan para guru dalam mendidik siswa?



B. Professional

Keinginan menghadirkan lembaga bimbel di sekolah menjadi tanda, guru tidak melaksanakan profesinya secara profesional dan total. Fenomena bimbel di sekolah menunjukkan kenyataan, kepentingan siswa telah diperalat demi kepentingan lain, terutama demi kepentingan bisnis. Lembaga bimbel yang datang ke sekolah tidak gratis tetapi dibayar. Demi kepentingan ini, siswa dan orangtua harus membayar. Aturan moral yang berlaku untuk kasus ini adalah jika bimbel diperlukan sekolah demi perbaikan prestasi siswa, sekolah tidak berhak menarik bayaran atas kegiatan tambahan ini. Les tambahan merupakan tanggung jawab sekolah demi kepentingan siswa. Namun, yang gratisan seperti ini tidak ada! Maka, sekolah dan guru telah memanipulasi siswa menjadi alat demi kepentingan sendiri. Guru menarik keuntungan dengan mengorbankan martabat profesinya sendiri. Apa yang dilakukan? Berhadapan dengan situasi ini, apa yang dapat dilakukan? Pertama, pemerintah dan guru seharusnya segera bertindak untuk memulihkan martabat profesionalnya. Praksis kerja sama sekolah dengan lembaga bimbel harus dihentikan, jika perlu sekolah yang melakukan diberi teguran keras, sebab mereka telah melecehkan etika profesi guru yang membuat fungsi mereka tidak dipercaya lagi dalam masyarakat. Kedua, untuk itu perlu dibentuk Dewan Kehormatan Guru agar profesi  guru tetap terjaga martabatannya dan kepentingan masyarakat luas tetap terjamin.


C. Kode Etik Guru

Sebagai kalangan profesional, sudah waktunya guru Indonesia memiliki kode etik dan sumpah profesi. Guru juga harus memiliki kemampuan sesuai dengan standar minimal sehingga nantinya “tidak malapraktik” ketika mengajar.
Direktur Program Pascasarjana Uninus, Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, M.P.A., menyatakan hal itu di ruang kerjanya Jln. Soekarno-Hatta, Kamis (4/10). “Dibandingkan dengan profesi lain seperti dokter, guru masih tertinggal karena belum memiliki sumpah dan kode etik guru,” katanya.
Adanya sumpah profesi dan kode etik guru, menurut Achmad Sanusi, sebagai rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus bertanggung jawab dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan kepada siswa. Jangan sampai terjadi malpraktik pendidikan.

KODE ETIK GURU INDONESIA:

  1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
  4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
  6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da martabat profesinya
  7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional
  8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
  9. Guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

D. Kesimpulan

           Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lain:
1.      Ahli di Bidang teori dan Praktek Keguruan.
Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.
2.      Senang memasuki organisasi Profesi Keguruan.
Suatu pekerjaan dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah pekerjaan itu memiliki organiasi profesi dan anggota-anggotanya senang memasuki organisasi profesi tersebut. Guru sebagai jabatan profesional seharusnya guru memiliki organisasi ini. Fungsi organisasi profesi selain untuk menlindungi kepentingan anggotanya juga sebagai dinamisator dan motivator anggota untuk mencapai karir yang lebih baik (Kartadinata dalam Meter, 1999). Konsekuensinya organisasi profesi turut mengontrol kinerja anggota, bagaimana para anggota dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. PGRI sebagai salah satu organisasi guru di Indonesia memiliki fungsi:
a.       Menyatukan seluruh kekuatan dalam satu wadah,
b.       Mengusahakan adanya satu kesatuan langkah dan tindakan, 
c.        Melindungi kepentingan anggotanya, 
d.       Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan para anggotanya, 
e.        Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan 
f.        Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran baik administratif maupun psikologis.



DAFTAR PUSTAKA

-----------, 2006. Undang Undang No.14 tahun 2005 pendidikan nasional Indonesia , Jakarta: Depdiknas RI

-----------, 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 manajemen pendidikan , Jakarta: Depdiknas RI

http://makalahfrofesikependidikan.blogspot.com/2010/07/ makalah-profesi-guru.html

-----------,2002. Masalah manajemen pendidikan di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Ditjen Dikdasmen - Dik menum.

Wanto, 2005. manajemen dan pendidikanSurabaya; Tabloid Nyata IV Desember









ANEHNYA COWOK N CEWEK, GA BACA NYESEL!



WANITA MEMANG SUSAH DIBUAT “BAHAGIA” !!

YAH! MEMANG WANITA MEMANG SUSAH UNTUK DIBUAT “BAHAGIA” !!
KOK BISA??

Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
Jika dibilang jelek di sangka menghina.
Bila dibilang lemah dia protes,
Bila dibilang perkasa dia nangis.

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak (sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)
Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut (sambil ngomel, "Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan")

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ….. lebih bangga jadi wanita karir, padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkan, mukanya merah.
bila di ajari, mukanya merah,
bila di sanjung, mukanya merah
jika marah, mukanya merah, kok sama semua? bingung !! ==> lagi hor*y mukanya juga merah...hehehe...

Di tanya ya atau tidak, jawabnya: diam,
ditanya tidak atau ya, jawabnya: diam,
ditanya ya atau ya, jawabnya: diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya: diam,
ketika didiamkan malah marah,
(repot, kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget..padahal sama saja maksudnya.

Dibilang gemuk nggak seneng
padahal maksud kita sehat gitu lho

dibilang kurus malah senang
padahal maksud kita “kenapa elho jadi begini !!!”

Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !



LAKI-LAKI EMANG ANEH...


Kalo dibilang ganteng, salah tanggap, dia kira kita mau banget sama dia
Kalo dibilang jelek, salah tanggap juga, dia kira kita sakit hati sama dia
Dibilang lemah… langsung mau mati bunuh diri
Dibilang perkasa… dia kira kita minta lagi :p

Mo jujur aja susahhhhh banget…

Kalo liat cewek bisa benerin genteng, dia bilang wanita tomboy
Kalo liat cewek berdiri di bus… puassss banget… sambil bilang… makan tuh emansipasi
Kalo ditanya siapa yang paling dibanggakan, kebanyakan bilang ibunya juga,
Tapi kenapa ya… ga pernah bisa ngertiin wanita

Bila kesalahannya diingatkan, kupingnya merah..
bila di ajari, kupingnya merah… trus dalam hati bilang, ni cewek sok tau amat…
bila di sanjung, kupingnya merah
jika marah, muka and kupingnya merah, kok sama semua ? aneh!!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya: terserah,
ditanya tidak atau ya, jawabnya: terserah,
ditanya ya atau ya, jawabnya: terserah,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya: terserah,
ketika kita jalanin sesuai maunya kita… trus kenapa malah marah? Katanya terserah
(capek deh… melankolis banget sih).

Di bilang cerewet marah,
dibilang bawel ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung, trus bilang… emang gue bences!

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget.. kesannya banyak temen ceweknya dan semua pada naksir sama dia… eughhhh

Emang laki2 aneh…








MOTIVASI MEMANJAT (BACA DARI BAWAH)


Apapun masalahmu,..
Jangan pernah menyerah.>:/
Apapun rintanganmu,..
Tetap bertahan.:)
Badai pasti berlalu,
Mentari kan bersinar.(*)
Pandang ke atas,
Berharap pada TUHAN,O:)
Karena dalam kesabaran...
PASTI ada JALAN KELUAR dan AKU PASTI BISA !!!!!!!

\=D/ Horreeee aku sampe juga.. =D
aku bisa baca sekarang...!
/ \
██
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬:'(
╬╬/Tuuhaan..
╬╬// kuatkan akuuu.. :'( :'(
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ panjat lagi....
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬ bertahannnn
╬╬
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ caiyoooo
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬ harus kuattt
╬╬:& pusing beneran
╬╬/diatas anginnya
╬╬// kuwenceeeng..
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ mantapkan hati...
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬=-c
╬╬/kaki gemetaaarr..
╬╬//ada чg bisa bantu aku turun ??
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬:O Wuaah tinggi bangeeet...
╬╬/apa turun ªjª lagi ya ??
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬X_X
╬╬/kaloo jatoh..
╬╬// pasti mati niih..
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬. Aku pasti bisaaa
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬3-|
╬╬/Bisa nggak ya?
╬╬// mungkin aku nggak sanggup..
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ tabah ahhh
╬╬:/
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬:s
╬╬/capeek
╬╬//udah mau pingsaan!!
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ tetap tegarrrr
╬╬\>:O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬\:'(
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬ ayo... Ayo.... !!
╬╬\O
╬╬/
╬╬//.
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬>:O
╬╬/lumayan tinggi..
╬╬//tp belom nyampe2
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ berjuang terus ah...
╬╬#:-s
╬╬/
╬╬//mulai pegel
╬╬
╬╬
╬╬/:)
╬╬/Hhmmm...
╬╬//.
╬╬
╬╬ berjuang ahh
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬ tambah semangatnya
╬╬\O
╬╬/
╬╬//.
╬╬
╬╬
╬╬ sabar....
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//.
╬╬
╬╬
╬╬:D
╬╬/asiik.. Banyak чg ikut...
╬╬//
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬\O..
╬╬/..
╬╬ //
╬╬
╬╬
╬╬:/
╬╬/penasaran, apa'ya..??
╬╬/\
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬
╬╬ tetap semangat
╬╬
╬╬\O
╬╬/
╬╬//
╬╬
╬╬ semangat !!
╬╬\O
╬╬/
╬╬//.
╬╬
╬╬ jangan putus asa ya....
╬╬ .\O
╬╬... \manjat aah
██ / \. . ....O
████. . . ./\jd pengen tau
██████/.\. Ada apa ?





Komentar Terkini