September 12, 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Modul 3.3 Pengelolaan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid - Ari Ermawan

Saya, Ari Ermawan, CGP Angkatan 10 dari SDN Kembangan Utara 10, Jakarta Barat, mendapatkan pemahaman tentang perubahan paradigma dalam pengambilan keputusan melalui modul ini. Yang sebelumnya berbasis masalah (defisit) kini beralih ke pendekatan berbasis aset. Pendekatan ini menekankan pentingnya melihat potensi dan sumber daya sekolah sebagai kekuatan, sehingga masalah tidak lagi menjadi hambatan dalam mencapai visi dan misi sekolah yang berfokus pada murid.

Dalam proses pengambilan keputusan, penting untuk menerapkan sembilan langkah pengujian dan perencanaan program sekolah yang matang, serta menggunakan model manajemen perubahan BAGJA. Manajemen risiko dan pendekatan MELR (Monitoring, Evaluation, Learning, and Reporting) juga diperlukan untuk memastikan program berjalan efektif dan efisien.

Pemetaan aset sekolah, baik fisik maupun non-fisik, merupakan langkah penting dalam merencanakan program yang berdampak pada murid. Setelah pemetaan, aset-aset ini harus dioptimalkan untuk mencapai tujuan sekolah, terutama dalam mendukung Merdeka Belajar dan membentuk Profil Pelajar Pancasila.

Modul 3.3 ini juga mengaitkan materi dari modul-modul sebelumnya:

Modul 1.1 membahas filosofi Ki Hajar Dewantara yang menekankan peran penting guru dalam membimbing kodrat alami setiap anak, agar mereka bisa tumbuh bahagia dan berhasil sebagai anggota masyarakat. Dalam menjalankan program sekolah yang berdampak pada murid, guru harus melibatkan murid dan memfokuskan pada pengembangan potensi unik mereka. Modul ini juga menyoroti bahwa setiap murid adalah individu yang unik dan utuh, sehingga penting bagi guru untuk membimbing mereka sesuai dengan kodrat masing-masing.

Modul 1.2 menyoroti nilai-nilai dan peran guru penggerak, yaitu kemandirian, refleksi, kolaborasi, inovasi, dan keberpihakan pada murid. Nilai-nilai ini selaras dengan tujuan membentuk profil Pelajar Pancasila dan Merdeka Belajar. Guru tidak hanya sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, tetapi juga sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dalam pengelolaan program sekolah yang berfokus pada murid.

Modul 1.3 mengajarkan bagaimana merancang dan mengelola program yang berdampak pada murid dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA. Ini melibatkan pemetaan aset sekolah dan pengembangan potensi untuk menciptakan program yang bermanfaat bagi murid.

Modul 1.4 berbicara tentang pentingnya menciptakan budaya positif di sekolah. Lingkungan yang mendukung pengembangan potensi dan minat murid sangat penting, dan guru, seperti seorang petani, harus memanfaatkan sumber daya lingkungan yang positif untuk membantu anak-anak berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zaman.

Modul 2.1 memperkenalkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai cara guru penggerak memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Pendekatan ini menanggapi keberagaman karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum melaksanakan pembelajaran ini, guru perlu memetakan kebutuhan belajar, minat, dan profil belajar murid untuk memahami potensi mereka.

Modul 2.2 berfokus pada pengembangan kompetensi sosial murid melalui teknik mindfulness. Teknik ini membantu dalam mengembangkan lima kompetensi sosial emosional yang mendukung Merdeka Belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3 membahas coaching sebagai strategi untuk membimbing dan mengembangkan potensi murid. Coaching memberikan ruang bagi murid untuk menggali proses berpikir dan kepemimpinan mereka, serta membantu mencapai tujuan pendidikan yang mengutamakan keselamatan dan kebahagiaan anak.

Modul 3.1 menekankan bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid. Prinsip, nilai, dan paradigma dalam pengambilan keputusan harus selalu konsisten, terutama dalam menghadapi dilema etika atau moral.

Modul 3.2 menguraikan pentingnya pengelolaan sumber daya di sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu memetakan aset fisik dan non-fisik di sekolah. Pendekatan berbasis aset dinilai lebih efektif dalam mengoptimalkan potensi sekolah dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah, sehingga program yang berdampak pada murid dapat direncanakan dengan baik.

Modul 3.3 membahas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Terdapat tujuh aset atau modal yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan sekolah: modal manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, serta agama dan budaya. Guru sebagai pemimpin harus mampu memetakan dan mengoptimalkan penggunaan aset ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Secara keseluruhan, Modul 3.3 menegaskan bahwa pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid harus didasarkan pada pendekatan berbasis aset dan pengoptimalan tujuh modal: modal manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, serta agama dan budaya. Guru sebagai pemimpin harus mampu memetakan dan memanfaatkan modal ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Demikian, semoga bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.

No comments:

Komentar Terkini