July 26, 2012

Mendengar Pada Suami Membawa Berkah

Sharing dari Anne Ahira:


Saat saya menulis ini, saya sedang berada
di Mega Kuningan Jakarta, tepatnya di
apartment Oakwood yang memiliki 
lantai 46. Saya sendiri tinggal di lantai 12
bersama suami tercinta. 

Saya di sini hanya sementara, 1 bulan
saja, karena sedang menyelesaikan
sebuah projek di Jakarta.

Kemarin malam, saya mengajak suami
untuk pulang ke Bandung pagi-pagi
setelah sahur, saya bilang ingin
melakukan 'spa' di Bandung di tempat
langganan saya. Seperti biasanya
kalau untuk kenyamanan isterinya,
suami tercinta pasti mengatakan 'iya'.

So, malam harinya saya pun siap-siap,
mempersiapkan segalanya untuk pulang
ke Bandung pagi-pagi. 

Tapi, tadi pagi suami tiba-tiba
bilang "My love I am sorry, I feel
lazy to drive this morning, I 
don't know why!", dia bilang
tiba-tiba malas nyetir dan tidak tahu
kenapa.

Selama pernikahan dia tidak pernah
bilang 'malas nyetir' untuk saya,
apalagi dia tahu saya sudah 
siap-siap. Bayangkan saya sudah
gaya-gaya, pakai sepatu, ambil tas,
dll. Tiba-tiba dia malas pergi. 

Saya punya 2 pilihan, mau ngomel atau
nurut saja? Akhirnya saya pilih nurut
saja. Saya bilang "That's okay honey, 
we'll do it some other time".

Tahukah teman, 2 jam kemudian apa
yang terjadi? Ada seorang office boy
yang sedang bersih-bersih kaca 
dari lantai 40-an, JATUH dan berhenti
tepat di depan kaca jendela apartment
saya. Dia menggelantung 
memegang tali pakai tangan kanannya
dan mengetuk jendela pakai tangan
kirinya.

Saya dan suami kagetnya setengah
mati, melihat orang menggelantung
dengan satu tangan persis di depan 
kamar kami. Duk..duk...duk...duk...
keras sekali dia mengetuk saking
ketakutannya. Dengan ketakutan 
dia bilang "Tolong buka, saya mau
jatuh". 

Suami saya langsung nelpon ka front
office, karena jendela pintu dikunci
dan kita tidak diberi kuncinya. Kaca 
cukup tebal untuk dipecahkan. Petugas 
Oakwood berlarian ke kamar kami. 
Perlu 7 orang untuk menarik office boy 
itu ke dalam ruangan kamar kami.

Subhanallah, Allah Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Maha pembuat skenario
untuk keselamatan seseorang. 

Bayangkan, jika saya memilih untuk 
ngomel, mungkin suami akan pergi juga 
ke Bandung bersama saya. Tapi saya 
memilih mendengar dan diam. 

Dan kini saya paham, Allah memberi
'kemalasan' pada suami agar bisa
menyelamatkan sebuah nyawa 
hari ini. 

Jika orang tua dulu selalu bilang:
"Dengarkanlah suamimu, dan engkau
akan masuk surga"

Nah, hari ini yang terjadi:
"Dengarkanlah suami, agar ia bisa
menyelamatkan office boy". :-)

Bagi saya hari ini, mendengarkan
suami benar-benar membawa berkah,
bahkan terjadi keajaiban berikutnya. 




Anne Ahira
Founder of www.AsianBrain.com







July 22, 2012

Hati seorang ayah


Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa
penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "

"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya." AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...



Note:
Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang terbaik untuknya....
Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah yang terbaik Buat keluarga kita...







Komentar Terkini