Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut.
Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1) Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca
Menurut Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.
Definisi menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya) dengan tulisan.
Menurut wikipedia Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Menurut wikipedia Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Kesimpulan: Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran (perasaan) menjadi wujud lambing (tulisan).
Metode dan pembelajaran menulis permulaan
1. Metode Eja
Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
a. Menulis huruf lepas
b. Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata
c. Merangkaikan suku kata menjadi kata
d. Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4)
2. Metode kata lembaga
Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengenalkan kata
b. Merangkaikan kata antar suku kata
c. Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya
d. Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5)
3. Metode Global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar, menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak, 1996:6).
4. Metode SAS
Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan sebagai berikut:
a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
b. Analitik yatu melakukan proses penguraian.
c. Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
(Subana:176).
Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni (a) penegenalan huruf, dan (b) latihan. Pengenalan Huruf Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaraan membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan. Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk tulisan untuk murid kelas 1 SD. Misalnya, guru hendak memperkenalkan huruf a, i, dan n. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Kedua gambar anak tersebut diberi nama “nani” dan “nana”.
2. Guru memperkenalkan nama kedua anak itu sambil menunjukkan tulisan “nani” dan “nana” yang tertera di bawah masing-masing gambar.
3. Melalui proses tanya jawab secara berulang-ulang anak diminta menunjukkan mana “nani” dan mana “nana” sambil diminta menunjukkan bentuk tulisannya.
4. Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan tulis dan anak diminta memperhatikannya. Guru hendaknya menulis secara perlahan-lahan dan anak diminta untuk memperhatikan gerakan-gerakan tangan serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
5. Setiap tulisan itu kemudian dinalisis dan disintesiskan kembali. Perhatikan contoh tulisan berikut.
nani nana
na ni na na
n a n i n a n i
na ni na na
nani nana
Demikian seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan. Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengikuti prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks. Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain:
a. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.
Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah bergeser. Pensil diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Ujung ibu jari, telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak. Dada tidak menempel pada meja, jarak mata antara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm.
b. Latihan gerakan tangan.
Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pinsil, kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita, misalnya untuk melatih membuat garis tegak lurus guru dapat bercerita yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur.
c. Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada.
Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan kertas karbon, kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai. Pengawasan dan pembimbingan harus dilakukan secara individual sampai seluruh anak memberikan perhatiannya.
d. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan.
Latihan dapat dilakukan dalam buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
e. Latihan menatap bentuk tulisan.
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis sehingga anak dapat mengingat bentuk kata atau bentuk huruf dalam benaknya dan memindahkannya ke jari-jemari tangannya. Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia menuliskannya.
f. Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis.
Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin, di antaranya menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara yang berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak bersambung, atau sebliknya dari huruf tegak bersambung ke huruf cetak.
g. Latihan menulis halus/indah.
Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku kotak. Ada petunjuk berharga yang dapat Anda ikuti, jika mrid-murid Anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan petunjuk berikut dengan cermat.
1) Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris pada halaman buku menjadi dua. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, lihat pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
2) Untuk tulisan tegak bersambung. Bagilah setiap baris pada halaman buku menjadi tiga bagian. Untuk ukuran dan bentuk tulisan lihat pedoman dari Depdiknas.
h. Latihan dikte/imla.
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya ketika menulis, sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar.
i. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. Perhatikan contoh berikut!
Melengkapi huruf
b | o | l | a |
b | … | l | a |
… | o | … | … |
… | … | … | … |
3 comments:
ini bagus sekali , tapi sayang ga bisa di copy sih
Pak... saya mau tanya... boleh minta daftar pustaka nya ga untuk artikel ini... sebagai referensi skripsi saya pak, teimakasih
Mohon izin untuk mengkopi materi ini ya pak. Terima kasih.
Post a Comment