July 11, 2024

Koneksi Antarmateri Modul 2.2 Ari Ermawan

Assalamualaikum. Saya Ari Ermawan, CGP Angkatan 10 dari SDN Kembangan Utara 10 DKI Jakarta pada kesempatan ini menuliskan koneksi antarmateri modul 2.2.

Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), seorang pendidik adalah penuntun yang membimbing segala potensi alami yang dimiliki oleh anak-anak, sehingga mereka bisa mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan tertinggi sebagai individu dan anggota masyarakat. Pandangan KHD ini mengingatkan bahwa peran pendidik sebagai pemimpin dalam pembelajaran adalah untuk menumbuhkan motivasi siswa, membangun minat yang mendalam terhadap materi dengan merancang pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Kita secara sengaja merencanakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan potensinya.

Pentingnya proses pendidikan yang holistik untuk perkembangan siswa telah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Kesadaran ini berakar dari teori Kecerdasan Emosi oleh Daniel Goleman, yang kemudian melahirkan CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) yang didasarkan pada kerangka CASEL ini dikembangkan oleh Daniel Goleman bersama tim pendidik, peneliti, dan pendamping anak. Konsep PSE yang berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan positif anak melalui program-program yang terkoordinasi dengan berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

PSE merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terkait aspek sosial dan emosional. Dengan demikian, PSE membantu membentuk lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan holistik anak, tidak hanya dalam aspek akademis tetapi juga dalam aspek sosial dan emosional. Melalui kerja sama yang erat antara semua pihak di sekolah, siswa dapat belajar mengelola emosi, membangun hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab, yang semuanya penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.

 

Tujuan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

·       Memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)

·       Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)

·       Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

·       Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)

·       Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

 

Lima Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE):

  1. Kesadaran Diri: Kemampuan untuk mengenali perasaan, emosi, dan nilai-nilai pribadi serta memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi kehidupan.
  2. Manajemen Diri: Kemampuan untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan tindakan secara efektif dalam berbagai situasi demi mencapai tujuan dan aspirasi.
  3. Kesadaran Sosial: Kemampuan untuk memahami perspektif dan menunjukkan empati terhadap orang lain, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda.
  4. Keterampilan Berelasi: Kemampuan untuk menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat dan suportif.
  5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Kemampuan untuk membuat pilihan yang bijaksana, berdasarkan kepedulian, standar etis, dan keselamatan, serta mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari berbagai tindakan demi kesejahteraan diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Well-Being: Well-being adalah kondisi di mana seseorang merasa nyaman, sehat, dan bahagia. Individu yang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur perilakunya, memenuhi kebutuhannya dengan baik, serta memiliki tujuan hidup yang membuat hidup mereka bermakna. Mereka juga terus berupaya mengeksplorasi dan mengembangkan diri.

Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional:

  • Pengajaran KSE secara eksplisit: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan, melatih, dan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional secara khusus, sesuai dengan perkembangan budaya.
  • Integrasi KSE dalam praktik mengajar dan kurikulum akademik: Mengintegrasikan tujuan KSE ke dalam konten dan strategi pembelajaran, termasuk materi akademik, musik, seni, dan pendidikan jasmani.
  • Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah: Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan kompetensi sosial dan emosional, responsif terhadap budaya, serta berfokus pada pembangunan hubungan dan komunitas.

Kesadaran Diri (Mindfulness): PSE berbasis mindfulness memberikan perhatian berkualitas yang didasarkan pada keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu tanpa menghakimi, dan kebaikan hati. Hal ini membantu seseorang menghadapi situasi-situasi menantang dan sulit, serta meningkatkan penghargaan terhadap perbedaan, pemahaman diri dan orang lain, kemampuan menghadapi tantangan, dan perspektif yang beragam (resiliensi).

Penerapan PSE di Kelas:

  • PSE Rutin: Penerapan PSE yang dijadwalkan, seperti kegiatan membuat lingkaran pagi hari di mana siswa menyampaikan atau menulis apa yang akan dicapai selama belajar pada hari tersebut.
  • PSE Terintegrasi: Mengintegrasikan PSE dalam pelajaran dengan diskusi kasus atau penyelesaian masalah secara berkelompok.
  • PSE Protokol: Kegiatan sekolah yang menjadi tata tertib dan kebijakan, seperti membangun hubungan sosial yang positif dan penyelesaian masalah tanpa kekerasan.

PSE Teknik STOP: STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, Proceed) adalah teknik pembelajaran yang membantu membangun mindfulness, meredakan ketegangan, dan mengembalikan fokus siswa.

Keterkaitan Antar Materi:

PSE terhubung dengan filosofi pendidikan KHD, nilai dan peran Guru Penggerak, visi Guru Penggerak, budaya positif, dan pembelajaran berdiferensiasi. Pengabaian pengembangan keterampilan sosial dan emosional dapat berdampak buruk secara akademik, sementara perkembangan sosial dan emosional yang selaras dengan perkembangan akademik sangat penting.

Tiga Hal Mendasar dan Penting:

  1. Peningkatan lima kompetensi sosial emosional: Kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  2. Kesadaran penuh (mindfulness): Sebagai dasar penguatan lima kompetensi sosial dan emosional.
  3. Penerapan PSE berbasis mindfulness: Mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah.

Perubahan di Kelas dan Sekolah:

  • Untuk murid:
    • Pengajaran eksplisit: Memastikan murid memiliki kesempatan konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan merefleksikan lima KSE.
    • Pembelajaran akademik terintegrasi KSE: Mengintegrasikan KSE ke dalam konten dan strategi pembelajaran.
    • Keterlibatan murid: Menghormati dan meningkatkan perspektif dan pengalaman murid dengan melibatkan mereka sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat keputusan.
  • Untuk rekan sejawat:
    • Menjadi teladan: Menerapkan KSE dalam peran dan tugas, menciptakan budaya apresiasi, dan menumbuhkan rasa peduli.
    • Belajar: Melakukan refleksi KSE pribadi, berkolaborasi, mengembangkan pola pikir bertumbuh, memahami tahapan perkembangan murid, dan meluangkan waktu untuk introspeksi.
    • Berkolaborasi: Membuat kesepakatan bersama, membentuk komunitas belajar profesional, sistem mentoring, dan mengintegrasikan KSE dalam rapat guru.

Peran pendidik adalah tugas mulia yang memerlukan ketekunan dan kesabaran. Mari terus belajar, berefleksi, bertumbuh, berbagi, dan berkolaborasi demi kemajuan murid-murid kita.

 

No comments:

Komentar Terkini