Rangkuman Kegiatan Pembelajaran 1
Jenis-jenis
komunikasi dalam pembelajaran sekolah SD
1.
Menjelaskan berbagai komunikasi yang efektif bagi
peserta didik sekolah dasar kelas tinggi.
Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kemampuan keilmuan dan vokasional di bidang pendidikan dan mampu mengembangkannya
melalui penelitian ilmiah. Bentuk penguasaan pada
salah satu kompetensi yaitu:
berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif, empatik, dan santun. Hal ini akan terlihat pada:
a.
Penguasaan berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan;
b.
Proses
pembelajaran
menggunakan komunikasi
secara
efektif,
empatik,
dan
santun dengan peserta
didik menggunakan bahasa yang khas secara klasikal.
Langkah-langkahnya
adalah:
a.
Penyiapan kondisi psikis peserta didik;
b. Memberikan pertanyaan atau tugas
sebagai
undangan kepada
peserta didik
untuk merespon;
c.
Santun dan empatik menyikapi respon peserta
didik;
d.
Reaksi guru
terhadap respon peserta didik,
dan seterusnya.
Ada tiga pandangan terhadap
komunikasi, yaitu:
a. Komunikasi sebagai
proses; penyampaian
pesan dari penyampai
pesan
kepada penerima
pesan dengan tujuan tertentu.
b. Komunikasi
sebagai interaksi;
menyetarakan komunikasi
dengan suatu proses sebab-akibat yang arahnya bergantian.
c.
Komunikasi sebagai transaksi; proses memahami dan berbagi makna.
Unsur-unsur dalam
Proses Komunikasi
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai
berikut :
a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau
sejumlah orang.
b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message: Pesan
yang
merupakan
seperangkat
lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator
d.
Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke
pada komunikan.
e.
Decoding : Proses komunikan
menetapkan makna
pada
lambang
yang
disampaikan oleh
komunikator
kepadanya
f.
Receiver : Komunikan yang menerima
pesan dari komunikator.
g.
Response: Tanggapan, seperangkat
reaksi pada komunikan setelah menerima
pesan.
h.
Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan yang tersampaikan
atau disampaikan kepada
komunikator.
i.
Noise: Gangguan tak terencana
yang
terjadi dalam
proses komunikasi
sebagai akibat
diterimanya
pesan
lain oleh komunikan
yang berbeda
dengan pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya.
2.
Mengidentifikasi berbagai strategi berkomunikasi
yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan bagi
peserta didik sekolah dasar kelas tinggi dengan tepat.
Komunikasi berdasarkan bentuknya,
dibagi menjadi tiga
yakni:
a.
Komunikasi Antar-Personal
Komunikasi ini lebih
dikenal dengan Interpersonal:
komunikasi yang terjadi antarkomunikator dengan komunikan
secara langsung dengan
cara
berhadapan muka atau tidak.
b.
Komunikasi Kelompok
Yakni komunikasi yang terjadi antara seseorang
dan kelompok tertentu.
c.
Komunikasi Massa;
Komunikasi yang menggunakan media
sebagai alat atau
sarana bantu, biasanya menggunakan media
elektronik seperti:
televisi,
radio, surat kabar, majalah
dan lain-lain.
Berkaitan
dengan bentuk komunikasi
terdapat jenis-jenis komunikasi
dan dapat digolongkan menjadi 5
kategori jenis komunikasi antara
lain
yaitu;
a.
Komunikasi lisan dan tertulis;
Dasar dari penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk
pesan yang disampaikan, pada komunikasi antarpribadi komunikasi jenis ini yang paling banyak dilakukan.
b.
Komunikasi verbal dan
nonverbal;
Jenis komunikasi ini berlaku apabila dua orang
berinteraksi, maka informasi
mengenai perasaan dan
gagasan-gagasan yang timbul akan
dikomunikasikan. Informasi mengenai
perasaan seseorang
dikemukakan secara lisan melalui apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya,
arti dan kata atau kalimat diperjelas
melalui intonasi bicara, komunikasi
dapat dilihat dari perasaan
seseorang ketika berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat nonverbal atau
melalui bahasa tubuh yaitu:
ekspresi, gerakan,
isyarat, dan posisi badan.
c.
Komunikasi ke bawah, ke atas,
dan ke samping;
Penggolongan komunikasi linear ini didasarkan
pada arah aliran pesan-
pesan informasi dalam suatu organisasi. Dalam komunikasi ini pada umumnya bersifat formal, menggunkan
tata cara dan aturan, sebagaimana dilakukan
antara karyawan dan pimpinan
organisasi. Pemimpin dalam
komunikasinya menggunakan
instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, penjelas-penjelas kepada
bawahan dan karyawannya.Sebaliknya karyawan
dan juga bawahan dalam berkomunikasi
dengan pimpinannya ketika
memberi
laporan-laporan, pengaduan-pengaduan
dan lain-lain tidak
menghilangkan
derajatnya sebagai bawahan.Sedangkan ke samping, antara
karyawan dengan karyawan komunikasi bisa berlangsung secara formal dan
nonformal.
d.
Komunikasi Formal
dan Informal;
Komunikasi dalam
organisasi juga dapat digolongkan menjadi formal dan
informal,
dasar penggolongan ini adalah gaya, tata krama dan pola aliran informasi di dalam oraganisasi. Proses komunikasi
formal terjadi ketika informasi dikirim kemudian ditransfer melalui pola hirarki kewenangan
organisasi
yang sudah diterapkan dalam struktur organisasi. Sedangkan
informal, antara para karyawan
terjadi komunikasi
yang
tidak terbatas dan
bebas.
e.
Komunikasi satu arah
dan dua arah
Jenis komunikasi
ini
berbeda dalam hal ada tidaknya kesempatan bagi
komunikan untuk
memberi reaksi maupun respon dan tanggapan terhadap pesan-pesan dan informasi yang dikirim komunikator.
f.
Selain jenis dan bentuk komunikasi yang telah disebutkan di atas kita juga akan mendapatkan model
komunikasi intrapersonal dan
interpersonal.
Dalam proses memahami komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian model,
yaitu:
a.
Intrapersonal Communication
Skill (kemampuan komunikasi dengan
diri sendiri)
b.
Interpersonal Communication Skill (kemampuan komunikasi dengan pihak
lain)
Rangkuman
Kegiatan Pembelajaran 2
Memilih
Strategi Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran Sekolah Dasar
1.
Menentukan strategi komunikasi yang efektif,
empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan bagi peserta didik
sekolah dasar kelas tinggi.
Kemampuan berkomunikasi pendidik sangat membantu menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran. Kemampuan
berkomunikasi pendidik termasuk bagian dari keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki
oleh pendidik agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan profesional. Penerapan
komunikasi verbal dan nonverbal hampir keseluruhan
terdapat di dalam praktik keterampilan dasar mengajar yaitu
pada:
a.
Strategi
Keterampilan menjelaskan: adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan
yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta
didik.
b.
Strategi Keterampilan Bertanya: suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya
merupakan
ucapan atau pertanyaan yang
dilontarkan
pendidik sebagai
stimulus untuk
memunculkan atau
menumbuhkan jawaban (respon)
dari peserta didik. Peserta didik kelas tinggi biasanya sudah mulai aktif untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari
pendidik yang
diajukan secara
langsung.
c.
Strategi Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus: merupakan
keterampilan pendidik dalam
menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga peserta
didik bergairah dan
antusias dalam
menerima pembelajaran
dan
aktivitas
belajar
mengajar dapat
berlangsung secara efektif.
d.
Strategi Keterampilan
Memberi Penguatan atau
Reinvorcement: merupakan tindakan atau respon terhadap
suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya
peningkatan kualitas tingkah laku
tersebut.
e.
Strategi Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran: usaha guru untuk mengkomunikasikan
dan mengkondisikan mental peserta didik
agar siap dalam
menerima pelajaran dan
keterampilan guru dalam mengakhiri kegiatan
inti
pelajaran.
f.
Strategi Keterampilan Mengajar Kelompok dan Perseorangan: kemampuan pendidik melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara
berkelompok. Sedang dalam pengajaran perseorangan adalah kemampuan
pendidik menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur, dan waktu yang digunakan dalam
pengajaran dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan tiap peserta didik.
g.
Startegi Keterampilan
Mengelola
Kelas: kemampuan
guru
dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
h.
Strategi
Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil: suatu proses belajar yang dilakukan
dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan
suatu permasalahan. Untuk itu pendidik
memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing dalam setiap proses diskusi yang berlangsung
2.
Memilih strategi komunikasi yang efektif,
empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan bagi peserta didik
sekolah dasar kelas tinggi.
Seorang pendidik, saat memilih
strategi
komunikasi yang efektif
dalam pembelajaran harus memperhatikan:
a.
Sasaran
komunikasi;
Sebelum melakukan komunikasi,
kita
perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut.
Sudah tentu ini tergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar
komunikan hanya sekedar mengetahui ataukah agar komunikan melakukan tindakan tertentu. Apapun tujuan,
metode,
dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
1)
Faktor kerangka referensi
Kerangka referensi seseorang
terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari
panduan pengalaman,
pendidikan, cita-cita, gaya hidup,
norma hidup,
status sosial, ideologi,
dan lain-lain.
2)
Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksud
situasi disini adalah situasi komunikasi pada
saat
komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat komunikasi
harus bisa diantisipasi sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud kondisi adalah keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia sedang
menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif
jika komunikan sedang marah, sedih, bingung,
sakit, atau
lapar.
b.
Media komunikasi
Media
komunikasi sangat banyak jumlahnya,
mulai dari yang tradisional sampai dengan modern. Untuk
mencapai sasaran komunikasi, kita bisa memilih salah
satu
atau menggabungkan beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan
disampaikan, dan
teknik yang akan
digunakan. Mana
yang terbaik dari sekian
banyak media komunikasi tidak dapat ditegaskan
dengan pasti, sebab masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
c.
Tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi
memiliki tujuan tertentu. Ini
menentukan teknik yang akan diambil.
d.
Peranan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor yang penting
dalam
diri komunikator bila ia melakukan komunikasi,
yaitu
daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.
1)
Daya Tarik Sumber
Seorang
komunikator akan berhasil dalam komunikasi (mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku
komunikan) melalui mekanisme daya tarik, yakni
ketika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya.
Dengan kata lain, komunikan
merasa memiliki kesamaan dengan komunikator
sehingga komunikan bersedia taat pada
isi pesan yang disampaikan komunikator.
2)
Kredibilitas Sumber
Faktor kedua yang
bisa menyebabkan
komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan
pada komunikator. Kepercayaan
ini banyak bersangkutan dengan
profesi keahlian yang dimiliki seorang
komunikator
(Onong Uchyana Effendy, 2006).
Berdasarkan kedua faktor tersebut
seorang komunikator dalam menghadapi
komunikan, haruslah bersikap
empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya
kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang
sibuk, marah,
bingung,
sedih,
sakit, kecewa,
dan sebagainya.
Rangkuman
Kegiatan Pembelajaran 3
Penerapan
Strategi Komunikasi Yang Efektif
1.
Mengidentifikasi kondisi psikologis dalam
interaksi pembelajaran dengan bahasa yang khas secara efektif, empati, dan
santun di kelas awal.
Seorang pendidik di SD diharapkan
mampu menanggapi semua pertanyaan
ataupun pendapat dengan menggunakan cara berkomunikasi yang efektif kepada peserta didiknya, yaitu peserta didik SD di kelas tinggi. Perlu diketahui mereka tergolong
awal usia remaja, sehingga ketika melakukan tanggapan itu, guru harus
memperhitungkan usia
dan perkembang baik psikis maupun psikologi mereka.
2.
Mengidentifikasi pertanyaan dan pendapat peserta
didik dalam proses komunikasi di sekolah dasar.
Guru diharapkan dapat membuat pertanyaan atau tugas
kepada peserta didiknya sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan respon selama
proses interaksi pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini guru diharapkan dapat menggunakan bahasa yang
khas untuk anak usia SD secara efektif, empati, dan santun. Dalam hal ini guru juga dapat
memilih diksi atau pilihan kata, bila perlu disertai penggunaan bahasa nonverbal yang akan lebih efektif bila dibandingkan
dengan “hanya dengan penggunaan bahasa verbal”.
3.
Menerapkan berbagai contoh bentuk pertanyaan atau
tugas dalam interaksi pembelajaran dengan bahasa yang khas secara efektif,
empati, dan santun.
Contoh pertanyaan dalam
interaksi pembelajaran di kelas:
a.
Mengapa perubahan wujud benda dapat terjadi? Saya
persilakan kalian untuk memberikan pendapatnya masing-masing.
b.
Dapatkah cahaya dibelokkan? Ayo, silakan
menjawab. Salah tidak apa-apa, kita semua sedang belajar.
4.
Melakukankan respon terhadap pendapat atau
pertanyaan yang muncul dari peserta didik dalam interaksi pembelajaran dengan
bahasa yang khas secara efektif, empati, dan santun.
Guru harus cepat merespon pendapat atau pertanyaan yang dilontarkan oleh
peserta didiknya dengan tanpa membedakan setiap individu. Untuk itu guru harus dapat memahami perbedaan dan kemampuan setiap individu dari peserta didiknya
sehingga dapat memberikan respon
secara tepat.
5.
Memberikan tanggapan terhadap respon dari peserta
didik dalam interaksi pembelajaran dengan bahasa yang khas secara efektif,
empati, dan santun.
Beberapa komponen yang perlu
diperhatikan bila seorang pendidik menerapkan strategi komunikasi dalam pembelajaran yang efektif, yaitu:
c.
Penggunaan terminologi yang tepat;
Penggunaan terminologi yang tepat akan mencegah peserta didik dari kebingungan, keragu-raguan, dan kerancuan pada pemahamannya. Pendidik yang efektif berkomunikasi akan menggunakan terminologi yang tepat.
Pendidik
sebaiknya mengurangi atau menghindari penggunaan kata-kata:
barangkali, bisa saja, mungkin, kadang-kadang,
atau
kata-kata sejenis yang juga akan menimbulkan keraguan siswa, ketidakpastian, bahkan sebagai efek negatif lainnya siswa dapat menganggap pendidik tidak siap, kurang paham dengan
apa
yang sedang dibicarakannya, atau gugup.
d.
Presentasi yang berkesinambungan dan runtut;
Presentasi yang berkesinambungan
dan
runtut
itu
merupakan salah satu
aspek penting
dalam kejelasan komunikasi pendidik yang
efektif. Cirinya adalah, presentasi fokus pada hal-hal yang akan dibicarakan. Untuk proses keruntunan tersebut pendekatan
tematik sangat bermanfaat,
sehingga perpindahan kompetensi
yang
harus dicapai tidak akan memberatkan bagi mereka karena semua dilakukan secara holistik
atau menyeluruh. Menyeluruh
yang dimaksud adalah
tidak hanya kompetensi kognitif
saja yang diberikan tetapi juga melibatkan kompetensi afektif dan
kompetensi psikomotor
e.
Sinyal transisi atau perpindahan
topik bahasan;
Sinyal transisi memungkinkan peserta didik mengetahui kapan
suatu bahasan
atau topik
berakhir dan
dilanjutkan dengan bahasan atau
topik baru. Tidak semua peserta didik dengan mudah dapat menyadari bagian-bagian bahasan
pembelajaran. Jadi, alangkah baiknya jika kita beranjak dari satu bahasan ke bahasan lainnya mereka kita beri sinyal. Bila kita menggunakan pendekatan tematik maka sinyal transisi ini tidak akan begitu terasa oleh peserta didik,
apalagi semua itu disatukan dalam subtema dan proses pembelajaran yang bersatu
dan
terdiri atas beberapa kompetensi dari beberapa
mata pelajaran.
f.
Tekanan pada
bagian-bagian penting pembelajaran;
Selain melalui kata-kata,
guru juga dapat menambah kekuatan
penekanan dengan mengkombinasikannya dengan isyarat-isyarat nonverbal
misalnya dengan jari yang diacung-acungkan, menulis ulang
di papan tulis lalu menggarisbawahinya, atau
menyebutnya secara berulang-ulang dan jelas.
g.
Kesesuaian antara tingkah
laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal;
Pendidik yang melakukan komunikasi efektif dengan peserta didiknya mempunyai kesesuaian
antara komunikasi verbal dengan komunikasi
nonverbalnya. Apapun yang diucapkan oleh pendidik
harus diikuti dengan
kesesuaian
sinyal-sinyal komunikasi nonverbal seperti mimik, gerak tangan, bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dll. Bahkan penggunaan ruang seperti bergerak mendekati atau menjauhi peserta didik.Dengan demikian
peserta didik
diharapkan dapat menangkap keinginan dan
harapan pendidik
kepada peserta didiknya.
Selain penggunaan nonverbal di sini guru juga dapat memberikan motivasi secara ekstrinsik seperti pujian atau
hadiah (reward) atau hukuman berupa teguran
bila peserta
didiknya melakukan
hal-hal
yang
tidak
sesuai dengan
tujuan (punishment) Misalnya: melakukan teguran bila salah seorang
individu mengganggu temannya ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat
dilakukan secara verbal maupun nonverbal ataupun menggunakan keduanya
secara bersamaan, seperti mendesis /sssttt/ sambil meletakkan jari telunjuk
di bibir atau dengan melambaikan tangan ke kanan dan kiri untuk
mengatakan jangan atau tidak boleh.
Dalam
komunikasi yang efektif,
terdapat
lima
hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik saat menerapkan strategi komunikasi dalam pembelajaran, yaitu:
a.
Respect, sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap
harga diri dan kebanggaan seseorang. Pahami
bahwa seorang pendidik
harus bisa menghargai setiap peserta didik yang
dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan
hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa
pada prinsipnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap
harga diri dan kebanggaan seseorang.
b.
Emphaty, Empati merupakan pengaruh dan interaksi diantara kepribadian- kepribadian. Empati atau
einfulung berarti
‘merasakan ke
dalam’. Empati berasal dari kata Yunani “pathos” berarti
mendalam dan
kuat yang mendekati
penderitaan, dan kemudian diberi awalan “in” menjadi simpati. Perbedaannya
bila simpati berarti merasakan bersama dan
mungkin mengarah pada
sentimentalitas, maka empati mengacu pada keadaan identifikasi kepribadian yang lebih mendalam kepada seseorang. Seseorang yang berempati sesaat melupakan atau kehilangan identitas dirinya sendiri. Dalam proses empati yang mendalam dan misterius inilah berlangsung proses pengertian, pengaruh, dan
bentuk hubungan antarpribadi.
c. Audible, Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang
kita
sampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel
sedemikian
hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk
menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang
akan
membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. Jadi, audible berarti dapat didengarkan
atau
dimengerti dengan baik, berarti pesan yang kita
sampaikan bisa
diterima
dengan baik oleh penerima pesan.
d.
Clarity, kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang
berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
Dalam
berkomunikasi
kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada
yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya
(trust) dari penerima
pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling
curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme peserta
didik dalam proses belajar mengajar.
e.
Humble, dengan
menghargai
orang lain,
mau
mendengar, menerima
kritik,
tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain, sikap yang mau
melayani,
berani
mengakui
kesalahan, rela
memaafkan
lemah
lembut
dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih
besar
Respon Terhadap Peserta Didik:
a.
Berikan kesan bahwa Anda antusias
berbicara dengan mereka;
b.
Ajukan pertanyaan tentang
minat mereka;
c. Beradaptasi dengan bahasa tubuh
dan perasaan mereka;
d. Tunjukkan
rasa
persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang
Anda
e.
kagumi tentang
mereka dan mengapa;
f.
Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang
mereka katakan;
g. Beri mereka kontak mata yang
lama;
h. Ungkapkan diri
Anda
sebanyak mungkin;
i.
Berikan kesan bahwa Anda berdua berada di tim yang
sama;
j.
Berikan mereka senyuman terbaik Anda;
k. Menawarkan saran yang bermanfaat;
l.
Beri
mereka motivasi;
m. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang
lain;
n. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka;
o. Tawarkan untuk menjalani
hubungan selangkah lebih maju;
1 comment:
Terima kasih, pak.... Sangat bermanfaat....
-ARR-
Post a Comment