May 04, 2012

Mengapa SEKS usia dini sebaiknya TIDAK dilakukan?

Kenapa seks usia dini sebaiknya TIDAK dilakukan?


  1. Masa remaja jadi tidak sederhana lagi. Seks itu sifatnya seperti candu. Pertama dilakukan, pasti akan kepikiran, dan ingin melakukannya lagi. Pikiran kita hanya ‘kapan ketemu lagi’ dan ‘dimana melakukannya’, padahal masa remaja adalah masa yang paling indah. Bersenang-senang dengan teman-teman, naksir-naksiran, merasakan indahnya berpandang-pandangan, ikut ekstra kurikuler, jalan-jalan, belanja dengan mama, mengisi diary, berolahraga..banyak hal. Dan untuk semua ini, kamu menukarnya dengan nafsu berlebihan untuk melakukan seks lagi dan lagi? Maaf ya, tapi kamu telah kehilangan masa remaja yang indah. Semua hal ada masanya, jangan melakukan sesuatu yang bukan di waktunya, karena masa tersebut tidak akan kembali. Nikmati apa yang ada, sesuai umurmu.
  2. Mengacaukan masa depan. Semua orang pasti punya cita-cita. Punya pekerjaan bagus, keluarga bahagia, anak-anak yang lucu. Sekarang, karena aktivitas seks dini yang kamu lakukan, semua yang sedang kamu tata jadi kacau. Harusnya kamu belajar supaya cepat lulus, malah sibuk mikirin adegan porno di video. Harusnya sibuk beraktivitas dengan teman-teman sebaya, keluyurannya sama anak ituuuu saja seperti tidak punya teman saja. Tadinya mau punya keluarga bahagia, eh…ini nikah karena terpaksa.
  3. Bekas, siapa yang mau? Terutama buat cewek nih, seaman-amannya seks yang kamu lakukan, meskipun cuma meraba, resikonya pasanganmu tuh cablak, ngomong kemana-mana bahwa dia sudah ‘menjelajah’ tubuhmu. Ah coba itu diketahui orang tuamu, bayangkan perasaaan sedih mereka. Anak yang sudah dirawat sejak kecil secara hati-hati sampai lecet saja tidak boleh, ternyata dengan suka rela menyerahkan diri untuk dicemarkan. Saat berikutnya kita sudah sadar dan ketemu dengan calon pasangan yang sempurna, sampailah kita pada rasa takut ketahuan perbuatan yang telah kita lakukan dengan pacar iseng-iseng dulu. Laki-laki lebih memilih wanita yang masih suci. Kamu mau tutup mulut bisa, tapi gimana dengan pasanganmu? Dengan teman-teman yang tahu hubunganmu? Teknologi seperti apapun, misalnya operasi selaput dara, tidak akan bisa mengubah masa lalu.
  4. Tidak ada yang abadi. Jadi, kamu pasrahkan tubuhmu untuk pacar yang sayang banget dan setia. Tahu ngga, ngga ada yang abadi di dunia, termasuk pacar. Suami aja bisa ngilang, apalagi pacar yang belum ada ikatannya. Suatu saat, mereka bisa tiba-tiba minta putus. Atau selingkuh. Atau mati. Terus kamu mau apa? Sementara kesucianmu sudah diserahkan padanya. Semua rayuan mengenai ‘aku ngga akan meninggalkanmu’ tolong jangan dipercaya bulat-bulat. Dia mau tetap sama kita, tapi dia tiba-tiba kecelakaan dan mati, siapa yang mau kamu protes?
  5. Perasaan bersalah kepada pasangan. Taruhlah kamu berhasil mendapatkan suami atau istri sempurna, dan tidak ada yang tahu perbuatanmu yang dulu. Pastilah saat dimana kamu teringat dengan masa lalu, bahkan mungkin sempat membandingkan. Romantisan mana, ‘enakan’ mana, dan hati-hati lo keceplosan. Belum kalau melihat pasangan kita jungkir balik menunjukkan sayangnya pada kita… nangis, nangis deh, kok rasanya tidak sebanding dengan penghianatan yang dulu kita lakukan.
  6. Hamil, penyakit kelamin, aborsi, perceraian, tidak punya anak. Ya, ini biasanya yang digunakan pihak sekolah untuk memperingatkan remaja putri. Meskipun terdengar klise, tapi ini beneran lo! Meskipun kamu sudah melakukan seks aman, balik ke poin 4, tidak ada yang abadi. Kondom bisa bocor, sistem kalender bisa meleset, pil KB bisa ngga manjur. Kalau sudah hamil? Ini sih lebih mudah ngebayanginnya ya… poin 1 sampai 5 kena semua. Masa remajamu diisi dengan ngegendong bayi, padahal teman-teman lagi sibuk belajar untuk UAN. Masa depan boro-boro, masa depanmu ya ngurusin anak, dengan atau tanpa pacar, karena si pacar bisa saja sudah kabur. Anaknya juga kasihan lo. Karena calon ibu ini belum matang secara usia, anak yang dikandung bisa terganggu organ- organ pertumbuhannya, cacat, dan ikatan ke ibunya kurang karena ini ibu jadi-jadian, terpaksa jadi ibu karena perbuatan bodohnya. Mau aborsi? Tambah dosa lagi, sudah hamil di luar nikah, pakai membunuh janin lagi. Perasaan bersalahnya akan menghantui kamu kapanpun dan dimanapun. Malam-malam mungkin ada yang manggil ‘mama… mama…kenapa kau bunuh aku….’ Hiiiy! Belum lagi ada resiko kematian pada pelaku aborsi. Betapa pendeknya hidupmu di dunia, padahal belum banyak yang kamu lakukan. Seandainyapun kamu ngga hamil… hmmm..yakin nih pacarmu ‘bersih’? Bisa saja lo dia berpenyakit kelamin, nular ke kamu, trus dianya ngga-ngaku. Tinggal kamu deh melihara tuh penyakit. Efeknya banyak lo, mulai dari infeksi, menggerogoti seluruh tubuh, sampai kematian. Dan kamu ngga mungkin kan ngecek ini semua sebelum melakukan hubungan seksual? Pacar? Huh, mana ada yang ngaku kalau punya penyakit! Gimana kalau akhirnya pacar dan saya akhirnya menikah? Nikah kalau karena terpaksa, bawaannya ribut melulu. Dulu sih manis-manis semua, begitu nikah baru deh keliatan asemnya. Si dia cuma senang bikin anak, tapi ngurusnya ogah. Bukan nakut-nakutin ya, tapi teman-teman saya yang melakukan hubungan badan sebelum pernikahan, ada yang mengalami kesulitan untuk punya anak. Entah ya, mungkin karena dulu ditahan-tahan dan dicegah supaya tidak hamil, kebablasan sampai sekarang susah hamil. Bahkan ada yang sampa terganggu siklus menstruasinya, dan tiap bulan dia menderita sakit perut yang menyiksa.




Semoga penjelasan di atas cukup mengena. Sekarang, bagaimana mencegahnya? Ini nasehat yang umum sih, tapi saya coba
menjelaskannya lagi.




  1. Hindari aktivitas yang menimbulkan nafsu atau rangsangan. Termasuk diantaranya, nonton video porno, meraba pasangan, berada di tempat gelap, remang dan sepi. Perbanyak aktivitas dengan teman-teman, organisasi atau keluarga. Hal ini juga bisa dilakukan untuk kamu yang sudah terlanjur sering nafsu. Coba lebih aktif di sekolah, ikuti banyak ekstra kurikuler, terutama olah raga biar pulang tinggal capeknya doang, ngga sempet mikir aneh-aneh. Banyak ngobrol dengan keluarga, menjalin silaturahmi dengan saudara-saudara, pasti banyak hal yang akan mengalihkan perhatian kita. Aktif di tempat ibadah juga bisa kita lakukan, selain mungkin jodoh kita ada disana, pasangan yang sama-sama menginginkan hubungan yang sehat. Kamu juga bisa mendaftarkan diri di lembaga sosial, untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Coba deh bantuin oma opa di panti jompo, bermain dengan anak-anak yatim piatu, akan terasa bahwa hidupmu akan lebih berguna dan seks itu bukan hal yang utama.
  2. Pacaran sehat Banyak hal yang fun kalau dikerjakan dengan pacar. Belajar, ikut ekskul, belanja..intinya kerjakan di tempat yang selalu ada orang, di rumah, mall, sekolah adalah tempat yang dapat mencegah kita melakukan hal-hal yang dilarang. Pacaran itu untuk mengetahui lebih dekat sifat-sifat pasangan, bukan tubuhnya. Jadi sesuaikan aktifitasnya. Not fun? Ha, lihat saja akibat di atas kalau nekat melanggar. You will get your ‘fun’ after marriage. Ngga usah nge- drugs, nge-drink, atau makan apapun yang bikin lupa diri (ini sih sudah jelas-jelas tidak sehat)
  3. Batasi diri sendiri dan berani menolak. Hubungan lebih jauh tidak akan terjadi kalau salah satu pihak tidak mau melakukannya (kalau perkosaan urusan lain ya). Untuk cowok harus serius memikirkan masa depannya, kelak dia menjadi kepala keluarga dan besar tanggung jawabnya. Kalau saat ini dia sudah salah langkah, bayangkan kekecewaan orang tua dan gelar pecundang yang akan kamu dapatkan. Untuk cewek, harus berani menolak ajakan tersebut. Meskipun dia merayu dengan cara seromantis apapun, ingatlah resiko dan rasa malu lebih besar di cewek. Kalo cowokmu tetap maksa, putusin saja. Ini contoh cowok yang ngga peduli dengan masa depanmu, maunya yang enak-enak dinikmati sekarang tanpa beban tanggung jawab. Nikahin dulu, baru boleh minta macam-macam.
  4. Being virgin is a trend, not the opposite. Ada memang remaja yang dengan bangga menceritakan aktivitas seksnya kemana-mana, dan menganggapnya sebagai ‘hasil pencapaian’. Mereka cenderung meremehkan teman-temannya yang tidak melakukan, dan mengkategorikannya sebagai ‘ngga gaul’. Pendapat saya, itu temanmu mau masuk jurang, masa mau diikutin? Kalau mereka kena AIDS, kamu mau kena juga? Kalau kelak mereka bingung nyari pasangan yang serius, kamu mau ikut bingung juga? Sudah, cuekin saja, yang lebih smart ngalah ngga usah diladenin, dan lihat saja siapa yang tertawa paling akhir.




Semoga bisa membuka pandangan 
para remaja untuk berhati-hati dalam melangkah. 







Salam..


GBU

















No comments:

Komentar Terkini