TUGAS FILSAFAT
ANALISIS CERPEN
Dosen:
Felisianus Kama
Oleh:
Maria Diah Arini K 2009-035-044
Kristina Veni 2010-035-002
Regina Ave 2010-035-005
Raimundus Brian 2010-035-021
Maria Ari 2010-035-024
Cahyono Indra 2010-035-027
Ari Ermawan 2011-035-034
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIKA ATMA JAYA
2011
1. PENDAHULUAN
Kelompok
VI beranggotakan tujuh orang. Awalnya dipilih Sdr. Ari Ermawan sebagai ketua,
namun agar tidak double job maka
ketua digantikan oleh Sdri. Maria Ari, sedangkan Sdr. Ari Ermawan sebagai juru
bicara. Setelah melakukan diskusi berkaitan dengan tugas Filsafat, kami
memutuskan untuk memberi nama kelompok kami “Kelompok Matahari”. Matahari
merupakan sumber energi bagi kehidupan semesta di muka bumi. Berharap bahwa
kami juga mampu menjadi arti bagi kehidupan, khususnya sebagai calon guru
sekolah dasar.
Ketika
semua narasi cerpen terkumpul, tibalah bagi kami untuk memilih satu narasi.
Bukan berarti yang terbaik, namun yang terpilih berdasarkan keputusan bersama.
Kami sepakat untuk memilih cerpen berjudul “Mantan” dengan tema cinta. Secara
otomatis tema cinta juga menjadi tema kelompok kami. Dengan cinta segala
sesuatunya terjadi dan menjadi baik.
Kami
sering merasakan kebingungan, namun kian berjalannya waktu kami semakin
menikmati kebingungan tersebut melalui tekad. Kami menyadari sepenuhnya akan
keurangan kami. Satu keyakinan bagi kami bahwa inilah proses belajar.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada Bp. Felisianus Kama yang dengan sabar membimbing
kami untuk berfilsafat mulai dari hal yang sangat sederhana. Masih hangat di
benak kami kata-kata Bp. Feli pada perkuliahan pertama bahwa “Sesuatu yang
sederhana belum tentu mudah. Yang sejati datangnya dari hal-hal kecil.”
Oktober 2011
Penyusun
2. SINOPSIS
MANTAN
Melody Muchransyah
Ada seorang
wanita yang bernama Lestari. Ia mempunyai saudara kembar yang bernama Laras.
Suatu ketika, Laras bertemu cowok,
cakep banget. Rambutnya ikal, matanya cokelat, hidungnya mancung,
senyumnya manis, terus di pipi kanannya ada tahi lalat. “Pokoknya
sempurna banget, deh. Gue suka sama dia.”
Laras menceritakan kepada Lestari bahwa ia sedang
menyukai seseorang. Awalnya Lestari
antusias dengan cerita Laras karena baru
kali ini Laras menceritakan tentang perasaannya pada seorang pria. Baru kali
ini dia jatuh cinta. Padahal usianya sudah hampir sembilan belas tahun.
Dan ternyata seseorang yang ia sukai adalah Fikri. Fikri itu adalah kekasih
Lestari. Fikri Adi Dinata. Dia juga
kuliah di kampus Lestari di jurusan Kesehatan Masyarakat. Lestari langsung
lemas mendengarnya.
Meskipun begitu, Tari tidak ingin mengecewakan Laras. Tari tetap
mendengarkan cerita tentang pertemuannya dengan Fikri. Tak tega rasanya
membuatnya kecewa.
Tari
benar-benar bingung sekarang. Laras ternyata mencintai Fikri. Ini bukan
salahnya, karena dia tidak pernah mengetahui bahwa dia dan Fikri, sebenarnya
pacaran. Ini adalah kesalahan Tari sepenuhnya, karena Tari tidak pernah memberi
tahu Laras. Tapi Tari tidak tega menghancurkan perasaannya. Cinta pertamanya!
Tari sudah memutuskan bahwa dia tidak bisa melanjutkan hubungan mereka.
Laras yang lebih pantas untuk Fikri
Hati Tari semakin terluka. Tari menyadari,
bahwa cinta memang bukanlah sebuah bola. Tapi demi kebahagiaan Laras, Tari
berharap, cinta Fikri padanya seperti halnya sebuah bola. Sehingga cinta itu
bisa dioper kepada Laras. Dan membuatnya bahagia.
Sumber
:
http://karodalnet.blogspot.com/2011/05/kumpulan-cerpen-remaja.html
3. ANALISIS FILOSOFIS
3.1 Rekonstruksi (R1)
Rekonstruksi atau
usaha terus menerus untuk menyususn sesuatu
merupakan gagasan tentang makna/kesadaran/pikiran.
Dari diskusi yang
dilakukan dalam kelompok, kami simpulkan rekonstruksi dari cerpen mantan
sebagai berikut:
Perasaan membahagiakan terhadap
tokoh Lestari. Lestari menemukan seorang yang sangat sempurna bagi dia, mungkin
dialah yang diidolakan dalam hidupnya. Singkatnya mereka berpacaran dengan
lika-liku jalan yang dihadapi bersama. Mungkin saat itu mereka tengah
menghadapi gejolak asmara yang sangat dalam. Katakanlah dunia milik mereka
bersama saat itu.
Suatu hari terjadi situasi yang
sangat dilematis ketika saudara kembar Lestari yang bernama Laras menceritakan
bahwa dia bertemu dengan seorang pria bernama Fikri. Laras mengagumi sosok
Fikri. Lestari memastikan memastikan bahwa Fikri pujaan Laras bukanlah Fikri
pacarnya. Namun apa apa hendak dikata, Fikri yang dipuja oleh Laras adalah
benar-benar Fikri pacarnya.
Lestari adalah sosok yang
sosial dan sangat menjaga perasaan Laras, saudara kembarnya. Ia memikirkan cara
agar tidak melukai Laras. Dia akan mengambil sebuah keputusan tersulit,
memutuskan Fikri demi Laras.
Kami sangat kagum akan sikap
Lestari yang berani berkorban demi saudaranya. Namun kami juga kecewa, karena
Lestari sama sekali tidak meminta pendapat dari Fikri. Jika mereka memang
berkomitmen pasti segala sesuatunya bisa diputuskan bersama.
3.2 Reorganisasi (R2)
Reorganisasi atau usaha terus-menerus
untuk menata ulang merupakan gagasan tentang tindakan/gerak tubuh/bahasa tubuh.
Dari cerpen Mantan tersebut kami
rangkum beberapa pendapat anggota sebagai berikut:
Laras jatuh cinta kepada Fikri
karena ketidaktahuannya bahwa Fikri adalah pacar Lestari. Ini buka kesalahan
Laras, seharusnya Lestari menceritakan dari awal bahwa pacarnya adalah Fikri,
sekaligus memperkenalkannya kepada Laras. Jika Laras mengetahui hal tersebut,
maka tidak mungkin dia jatuh cinta kepada Fikri.
Lestari memilih mengambil
keputusan untuk memutuskan hubungan dengan Fikri demi saudarnya secara sepihak.
Akan lebih baik jika Lestari membicarakan baik-baik perihal dilematika yang
dialaminya, kemudian mencari jalan keluar bersama. Jalan keluar yang
dipikirkan bersama tentu akan memberi hasil yang lebih baik dari pada keputusan
sepihak. Keputusan sepihak lebih sering hanya berdasarkan emosi yang timbul
saat itu.
Keputusan tersebut mungkin akan menimbulkan penyesalan pada akhirnya. Jika
penyesalan terjadi, pasti akan lebih sulit untuk mengatasinya.
4. RELEVANSI
Dari cerpen bejudul “Mantan” yang telah
kelompok kami pilih dengan tema cinta, kami dapat menyimpulkan mengenai relevansi dalam
kehidupan di masyarakat. Berdasarkan konteksnya kami bagi menjadi dua,
yaitu kobteks umum dan konteks khusus. Konteks umum berkaitan dengan kehidupan
secara umum, sedangkan konteks khusus kami kaitkan dengan pengalaman yang
pernah kami alami.
4.1 Konteks Umum
Banyak dari kita yang pernah
mengalami keadaan yang sulit ketika harus memilih antara cinta dengan
persaudaraan/persahabatan. Di balik itu semua kita juga harus memikirkan bagaimana
ke depan dalam menjalani kehidupan.
Segala sesuatu memang memiliki resiko yang
harus ditanggung. Terkadang masalah cinta memang menyulitkan dan memaksa kita untuk mengalah, tetapi segala
sesuatunya akan berakhir lebih baik apabila diselesaikan bersama-sama.
Dari cerita ini pun kita dapat belajar untuk
dapat berbicara jujur apa adanya mengenai keadaan serta mengambil keputusan
walaupun itu akan menyakiti orang lain. Jujur kepada orang lain sangat
penting, namun tidak kalah pentingnya jujur kepada diri-sendiri.
4.2 Konteks khusus
Ada beberapa
anggota dari kelompok kami yang pernah mengalami keadaan seperti cerita dalam
cerpen “Mantan”. Memang sulit apabila kita dihadapkan pada situasi demikian. Di
satu pihak kita mencintai seseorang, tetapi di pihak lain kita juga tidak mau
menyakiti hati saudara/sahabat kita sendiri karena ia ternyata juga mencintai
orang yang sama.
Terdengar memang tidak masuk akal apabila
merelakan seseorang yang kita sayangi demi orang lain, tetapi itulah yang
terjadi karena kita tidak ingin menghancurkan atau menyakiti hati
saudara/sahabat kita sendiri yang kita sayangi juga. Maka dari pengalaman
inilah kita harus belajar bagaimana harus mengambil keputusan dengan baik, dan
bebicara jujur apa adanya mengenai suatu keadaan.
5. PENUTUP
5.1
Simpul-simpul Gagasan
“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya.” Matius 25:29
Tidak ada jalan yang mulus bagi siapapun, dilematika
merupakan romantika hidup yang pasti dijalani oleh setiap orang.
Perumpamaan tentang talenta mengajarkan bahwa
hamba-hamba Tuhan harus setia dengan melaksanakan apa yang dipercayakan kepada
mereka dengan tepat dan efisien.
Keputusan merupakan jalan yang harus dipilih oleh
seseorang, semakin dewasa seseorang, tentu tanggung jawabnya juga akan semakin
besar, dan pertimbangan-pertimbangannya akan lebih matang.
Jika keputusan yang akan diambil menyangkut eksistensi
seseorang, maka akan baik jika ada diskusi. Pelaksanaannya pun harus dilaukan
dengan hati-hati. Dalamnya laut bisa diukur, tapi kedalaman hati siapa tahu?
Itulah peribahasa yang tepat.
Menurut Deasy Lina Tsuraya: Masalah cinta adalah
masalah yang sensitif. Ia tumbuh dengan sendirinya di dalam hati. Bersemai
dengan senandung-senandungnya. Kemudian dipetik dan hanya bisa dipetik oleh
sang pecinta sejati. Sensitif karena ia penuh dengan duri. Sensitif karena ia
berkaitan dengan hidup orang banyak. Sensitif karena ia letaknya di dalam hati.
Sensitif karena ia berada di antara dua jemari Tuhannya.
5.2
Rekomendasi
Segala sesuatu memiliki resiko yang
harus ditanggung. Terkadang masalah cinta
memang menyulitkan dan memaksa kita untuk mengalah, tetapi segala sesuatunya
akan berakhir lebih baik apabila diselesaikan bersama-sama
Dari sini
kita belajar bagaimana harus mengambil keputusan dengan baik dengan cara
bebicara jujur mengenai suatu keadaan dan mengambil keputusan terbaik tanpa ada
yang tersakiti.
Kebahagiaan tercapai
ketika tak ada dusta di antara kita. Tak ada saling curiga. Jangan mencoba atau
hanya sekedar berniat untuk berlaku curang. Orang lain tak melihat, tapi Allah melihat.
6. KEPUSTAKAAN
Majalah Bobo, Edisi 41, Januari 2010
Majalah Bosconian, 1 Desember 2003
7. LAMPIRAN
(Narasi cerpen
pilihan kelompok dan narasi yang lain)